Merdeka.com - Irjen Pol Moechgiyarto telah resmi menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya menggantikan Irjen Pol Tito Karnavian yang diangkat menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Kemarin, adalah hari pertama Irjen Pol Moechgiyarto bertugas sebagai Kapolda Metro Jaya.
Namun, di hari pertamanya, jenderal polisi bintang dua itu justru direpotkan dengan demo anarkis para sopir taksi. Seperti diketahui, kemarin ribuan sopir taksi bersama sopir Bajaj BBG dan angkutan umum menggelar demonstrasi menolak keberadaan angkutan umum berbasis aplikasi atau online.
Dalam aksinya, para sopir taksi itu melakukan sejumlah tindakan anarkis. Mereka melakukan sweeping taksi yang tak ikut demo. Parahnya, mereka merusak taksi-taksi tersebut.
Tak cuma itu, mereka juga melakukan sweeping kendaraan yang menjadi angkutan berbasis online. Namun, bukan taksi berbasis online yang didapati, justru ojek online GO-JEK yang mereka temui.
Tak cuma dihentikan, driver GO-JEK yang terjaring sweeping mereka bahkan dipukuli. Hal ini lantas memunculkan aksi balasan dari para driver GO-JEK yang lantas membalas dengan mensweeping taksi. Bahkan, sempat terjadi bentrok antara mereka. Sekitar 83 orang diamankan polisi.
Saat peristiwa ini terjadi, Kapolda Metro Jaya baru, Irjen Moechgiyarto, sedang melakukan serah terima jabatan di Mapolda Jawa Barat. Mendapat kabar ada demo besar di Jakarta, sang jenderal usai acara langsung buru-buru terbang ke Jakarta menggunakan helikopter.
Setibanya di Jakarta, dia langsung menuju depan Gedung DPR, salah satu lokasi demo para sopir. Di hadapan massa, Irjen Moechgiyarto meminta mereka tak bertindak anarkis dan menjaga situasi ibu kota tetap terkendali. Dia mengancam akan menindak tegas demonstran yang anarkis.
"Jangan emosional. Nanti akan jadi pelanggaran hukum. Mau tidak mau, suka tidak suka saya tindak tegas," katanya di depan ratusan pendemo, Jakarta, Selasa (22/3).
Kapolda meminta sopir taksi bersabar menunggu keputusan pemerintah terkait polemik kehadiran transportasi online. "Mudah-mudahan ada keputusan dari Kemenkominfo, jadi Anda perlu bersabar. Mari jaga kondisi dengan baik," kata Kapolda.
Irjen Moechgiyarto mengimbau para sopir taksi beraplikasi online seperti Uber dan Grab tidak beroperasi untuk sementara waktu. Hal ini untuk mencegah adanya aksi anarkis dari para demonstran.
Dia tak memberi tahu pasti sampai kapan imbauan Grab dan Uber tak beroperasi. Dia hanya ingin tak terjadi konflik antara sopir angkutan konvensional dan online.
"Ini imbauan bukan perintah. Mohon menahan diri agar tidak terjadi konflik," katanya.
Tak cuma itu, Kapolda juga membantah kecolongan terkait aksi anarkis tersebut. "Bukan kecolongan, jadi mereka memang tidak bersepakat dengan baik. Di titik awal saja mereka sudah brutal, tidak sesuai komitmen," ujarnya di Mapolda Metro Jaya, Selasa malam.
Kapolda mengaku pihaknya berhasil mengantisipasi aksi anarkis tersebut hingga tak meluas. Pihaknya juga akan terus bersiaga melakukan pengamanan.
"Sekarang sudah aman. Kita tetap siaga terus sampai saat ini, buktinya antisipasi dengan baik, buktinya mereka sudah tertib kembali dan kita sudah amankan 83 orang dan saat ini sedang dilakukan pemeriksaan," ujarnya.
Sementara, soal kabar para sopir taksi akan kembali menggelar demo lanjutan hingga tuntutan mereka dikabulkan pemerintah, Irjen Moechgiyarto menyatakan hingga malam tadi belum ada surat permintaan izin demo yang dilayangkan.
Dia mengaku akan menindak tegas para sopir jika kembali melakukan demo tanpa ada izin.
"Melanggar dia, kan tidak ada izinnya. Kan izinnya hari ini sudah selesai, jadi kalau dia mau melakukan demo lagi maka dia perlu melakukan izin," kata Moechgiyarto.
"Saya tindak tegas, akan saya bubarkan kalau liar begitu," tambahnya.
Dia juga memastikan situasi sudah kembali pulih. Sudah tidak ada lagi gesekan antara sopir angkutan konvensional dengan online.
"Iya aman. Saya merasakan sampai saat ini sudah aman. Aksi tadi jam tiga sudah berlangsung pulih. Kemudian jam empat sudah selesai," kata Kapolda.
0 komentar:
Posting Komentar