Breaking News

Sabtu, 09 April 2016

Mahasiswa Pertanyakan Pemekaran Okika

Wamena WenehMahasiswa Jayawijaya di Jayapura yang tergabung dalam Keluarga Besar Ikatan Distrik Karulu (IKDK), HMPJ, AMPTIPI dan PMKRI mempertanyakan penjelasan visi misi dari  pemekaran calon daerah Otonom baru Kabupaten Okika yang masih masuk wilayah Kabupaten Jayawijaya.

Ketua IKDK, Leo Himan dalam keterangan persnya, Senin (18/3) kemarin di Café Prima Garden Abepura mengungkapkan bahwa, pihaknya mempertanyakan permintaan pemekaran baru di Karulu menjadi Kabupaten Okika.

“Apa yang menjadi tujuan dibalik rencana daerah otonomi baru,Okika” ungkapnya.

“Kami mahasiswa Jayawijaya yang ada di Jayapura maupun mahasiswa di Kota study lainnya sekaligus masyarakat dari Distrik Karulu meminta penjelasan kepada Tim Pemekaran Okika tentang visi misi pemekaran dari Tim, sebab pemekaran yang diketuai langsung oleh Musa Mabel telah melakukan penipuan kepada masyarakat,” katanya.

Penipuan yang dilakukan oleh Tim Pemekaran ini dengan cara mereka meminta uang kepada masyarakat untuk disumbangkan karena permintaan Pemakaran Kabupaten Okika telah diresponi oleh DPR RI dan akan datang ke Okika untuk mengetahui secara langsung pemekaran tersebut, sehingga masyarakat terpaksa menyumbang puluhan ekor babi hanya acara kehadiran DPR RI tersebut.

Sementara, dari Pemerintah induk sendiri, dalam hal ini Bupati Jayawijaya tidak pernah merekomendasikan adanya pemekaran Kabupaten Okika, sehingga mereka selaku mahasiswa  untuk tidak menerima adanya Pemekaran Okika yang akan dipisahkan dari Kabupaten Jayawijaya.

Dijelaskan, Distrik  Karulu yang kini akan dijadikan sebagai Kabupaten Okika ini mestinya harus dikaji lebih dahulu apakah layak atau tidak, sebab melihat perkembangan daerah sana sangat tidak memungkinkan dijadikan sebagai Kabupaten Pemekaran.

Disamping Sumber Daya Manusianya kurang memadai juga kekurangan potensi alam maupun perekonomiannya itu sendiri tidak bisa diandalkan, kemudian tingkat kedekatan dari Distrik Korulu ke Kabupaten Induk hanya berkisar 25 menit dan itu masih dianggap merupakan kota Kabupaten Induk.

Dikatakan, tim pemekaran ini dipaksakan untuk dijadikan Kabupaten karena ada factor sakit hati sehingga dipaksakan untuk dijadikan suatu Kabupaten, sementara masyarakat tidak menerima kalau adanya pemekaran Kabupaten karena tidak yang bisa menghasilkan.

Untuk itu, jika nanti masih tetap akan melakukan aksi di Okika dan menyeret Tim Pemekaran yang selama ini berkoar-koar untuk dijadikan sebagai Kabupaten. “Kami tetap menolak adanya pemekaran baru di Okika,” pungkasnya.

Sementara itu, HMPTPI, Isak Wetipo mengungkapkan, permintaan untuk dilakukan pemekaran sangat tidak layak karena daerah Okika yang dijadikan Kabupaten sangat dekat sekali dengan Kota.

Kemudian, penghasilan APBD tidak ada, SDM sangat minim sehingga tim pemekaran memaksanakan untuk melakukan pemekaran berarti, dia menginginkan masyarakat menjadi lebih jatuh miskin.

“Dia berjanji akan membuat masyarakat menjadi PNS, saya katakana itu pembohongan public dan itulah yang kami tidak terima,” ujarnya.

Senada disampaikan Nius Aso selaku Ketua HMPJ, bahwa pemekaran yang dilakukan Musa Mabel dinilai suatu pembohongan kepada masyarakat, sebab masyarakat sangat tidak setuju adanaya pemekaran. “Saya sudah lama disana, tidak ada yang bisa menghasilkan, jadi tidak perlu capek-capek untuk meminta adanya pemekaran,” tukasnya.

Masyarakat Baliem Center Lakukan Aksi Galang Dana


Wamena Weneh: Sebagai wujud partisipasi masyarakat mengupayakan berdirinya Daerah Otonom Baru (DOB) Kabupaten Baliem Center, ribuan masyarakat yang nantinya masuk dalam wilayah Baliem Center melakukan aksi penggalangan dana.


Penggalangan dana ini dilakukan di sekretariat tim pembentukan DOB Baliem Center di Wamena, Kamis (24/3/2016) dengan melakukan bakar batu yang merupakan hasil sumbangan masyarakat dari 10 distrik yaitu empat distrik yang kini masuk di kabupaten induk Lanny Jaya dan enam distrik di Kabupaten Tolikara.
“Aksi ini dalam rangka penggalangan dana dari tim dan seluruh rakyat Baliem Center, karena pada tanggal 5 April 2016 nanti akan ada pembukaan sidang di DPR RI untuk pembentukan DOB Baliem Center dan 65 DOB lainya. Aksi ini melibatkan masyarakat di wilayah Baliem Center, dari kabupaten induk Tolikara enam distrik, kabupaten Lanny Jaya ada empat distrik jadi semua sepuluh distrik. Penggalangan dana ini sudah berkali-kali kami lakukan dari 2008 sampai hari ini,” kata ketua tim kerja pembentukan DOB Baliem Center, Agus Wenda kepada wartawan.
Dengan perkembangan yang ada saat ini, ketua tim kerja pembentukan DOB Baliem Center, Agus Wenda berharap pada bulan April nanti ada titik terang tentang pembentukan daerah otonom baru ini.
“Berdasarkan hasil rapat tanggal 29 Februari 2016 tingkat pemerintah pusat dan DPR RI sudah selesai, dilanjutkan dengan hasil rapat koordinasi dengan pemerintah dengan DPD RI bulan Maret 2016, sehingga kami harapkan bulan depan ada kejelasan tentang perjuangan ini,” tegasnya.
Menurut Agus Wenda, tujuan didirikannya DOB ini tidak lain hanya untuk pembangunan, kesejahteraan rakyat, memperpendek rentang kendali pemerintahan.
“Jika DOB ini jadi, maka masyarakat Baliem Center akan dilibatkan dalam pembangunan nantinya. Kami harapkan seluruh rakyat itu mereka terlibat dari awal, dalam pembentukan kabupaten ini, sehingga dalam pembangunan juga terlibat. Untuk itu, kami tim sudah bentuk suku masing-masing, sehingga jika ada masalah, persoalan, hambatan yang terjadi jika kabupaten datang, nanti bukan pemerintah yang menangani tetapi melalui keluarga-keluarga atau suku itu mereka berikan
sendiri,” katanya.
Sementara tokoh masyarakat Baliem Center, Albert Kogoya berharap kepada masyarakat dan pemuda-pemuda yang akan menjadi penerus program pemerintah ke depan, dapat terus mendukung pendirian kabupaten Baliem Center ini.
“Selaku orang tua, harapan saya agar anak-anak Baliem Center mempunyai pekerjaan untuk masyarakat dari masyarakat itu sendiri. Dengan adanya kabupaten baru ini dapat mendekatkan masyarakat dengan pemerintah, karena selama ini sangat jauh untuk ke ibukota kabupaten induk,” ungkap Albert Kogoya.

WARGA OKIKA DI JAYAWIJAYA TOLAK PEMEKARAN

Wamenah Weneh . Rencana pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Okina di Kabupaten Jayawijaya, mendapatkan penolakan dari warga Kurulu, yang rencananya wilayahnya akan menjadi ibukota Kabupaten Okika. Masyarakat tak ingin wilayah adatnya menjadi ibukota Kabupaten Okika.
“Salah satunya, masyarakat belum siap menghadapi arus globalisasi yang otomatis akan masuk ke kampung mereka dan akan meminggirkan  masyarakat adat setempat,” kata Boni Alua, Juru bicara Tim Penolakan Daerah Otonomi Baru (DOB) Okika di Kabupaten Jayawijaya, di Grand Abe Hotel, Abepura, Kota Jayapura, Kamis (27/2).
Menurut Boni pemekaran bukanlah ide murni masyarakat Okika,tetapi ide elite lokal yang kecewa karena kalah di pertarungan politik pada tahun 2008 lalu.

Popular Posts